HABARTerkini.net, JORONG – Menanam mangrove menjadi komitmen masyarakat untuk menyelamatkan pesisir pantai dan laut dari berbagai cemaran dan kerusakan lingkungan.

Jajaran Pengurus Pimpinan wilayah Muhammadiyah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) turut menunjukkan komitmen tersebut dengan melakukan aksi penanaman mangrove di Desa Tungkaran Naik Jorong Kabupaten Tanah Laut Kalsel.

Ratusan bibit mangrove ditanam oleh para tokoh ormas Islam tertua di Indonesia ini yang hadir dalam acara konsolidasi organisasi, bakti sosial dan lingkungan yang digelar Sabtu (4/5) hingga Minggu (5/5) di area Jorong Barutama Greston.

Menurut ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kalsel Prof. Dr. H. Ridhahani Fidzhi, MPd, aksi lingkungan dengan penanaman pohon mangrove ini sebagai bukti komitmen persyarikatan ini untuk turut menyelamatkan lingkungan.

Ketua PWM Kalsel Prof Ridhahani, menanam bibit pohon mangrove

Tahun ini Muhammadiyah dalam usia 111 tahun berikhtiar menyelamatkan semesta,” ungkap guru besar UIN Antasari ini.

Ikhtiar menyelematkan semesta ini ujar Ridhahani, tentu memiliki dimensi yang luas dengan orientasi jauh kedepan untuk mewariskan lingkungan yang lestasi, pembangunan yang berkelanjutan, nyaman dihuni dan masyarakat nya damai sejahtera.

“Program – program peduli lingkungan Muhammadiyah, sekarang juga mendapat apresiasi dari pemerintah dan berbagai pihak,” ucapnya.

Lebih lanjut dijelaskannya, persyarikatan Muhammadiyah telah nyata menunjukkan perannya dalam dunia pendidikan, sosial dan ekonomi dengan berbagai lembaga pendidikan milik Muhammadiyah seta anal usaha Muhammadiyah.

Secara konkrit tambahnya, dijajaran Muhammadiyah Kalsel yang dimotori Majelis Lingkungan Hidup PWM Kalsel ini akan mewujudkan masjid dan musholla hijau, sekolah hijau dan semua amal yang dikelola dengan prinsip ramah lingkungan.

Sementara,  Ketua Majelis Lingkungan Hidup PWM Kalsel, Fathurrahman mengatakan menanam mangrove memiliki kesan tersendiri, karena harus turun ke lumpur rawa laut, berbeda ketika menanam pohon di darat.

Menanamnya bebernya menggunakan ajakan yaitu tonggak kayu yang runcing ujungnya, kemudian di tancapkan di lumpur rawa sampai membentuk lubang tanam, baru bibit mangrove di tancapkan kemudian di tutup lumpur, jadi tidak menggunakan cangkul seperti menanam di lahan kering.

“Ada sensasi tersendiri bagi yang baru menanam mangrove ini,” ujar Fathurrahman.

Hutan mangrove atau yang sering dikenal sebagai hutan bakau ini merupakan bagian yang sangat penting dalam ekosistem di daerah kawasan berpasir daerah tropis dan subtropis. Dilansir dari laman Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia, terdapat sekitar 16.530.000 hektare hutan mangrove di dunia dan 20% atau sekitar 3.490.000 hektare dari jumlah tersebut ada di Indonesia.

Jumlah hutan mangrove dengan status kritis sebesar 637.624 hektare dan sekitar 2.673.548 hektare hutan mangrove dengan kondisi yang baik.

Tanaman bakau tumbuh di pantai dan paling banyak dijumpai pada batasan antara muara pantai dengan sungai. Tanaman bakau pada umumnya hidup berkelompok dalam jumlah banyak, akar besar, dan memiliki buah.

Manfaat hutan mangrove mencegah erosi pantai, menjadi katalis tanah dari air laut, habitat perikanan, memberikan dampak ekonomi yang luas, sumber pakan ternak, mencegah pemanasan global, sumber pendapatan bagi nelayan pantai, menjaga kualitas air dan udara, pengembangan kawasan pariwisata, menyediakan sumber kayu bakar, pengembangan ilmu pengetahuan, menjaga iklim dan cuaca.

Majelis Lingkungan Hidup PWM Kalsel merencanakan terus menanam mangrove dan tanaman penghijauan lainnya di Kalsel dengan melibatkan jajaran Muhammadiyah dan masyarakat lainnya.

Selain selain bibit mangrove juga diserahkan lebih 100 bibit  Ketapang kencana yang akan ditanam masyarakat bersama jajaran JPG.

Desa Tungkaran Naik Kecamatan Jorong ini sendiri merupakan desa binaan PT Jorong Barutama Greston.

Hadir dalam kegiatan Prof H. Udiansyah dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, sekretaris PWM Kalsel H Aserani, Ketua Lembaga Seni budaya dan olahraga (LSBO) PWM Kalsel, Eka Noviar mewakili manajemen JBG, Kadis Dukcapil Tanah Laut H. Hairin Noor yang juga pengurus  PWM Kalsel, pengurus PW Aisyiyah dan Nasyiatul Aisyiyah Kalsel, dan aktifis LazisMu Kalsel serta jajaran kepanduan Hizbul Wathon (HW) Kalsel. (rls)

Share.

Leave A Reply

Exit mobile version